Minyak bumi
(bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum –
minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat
gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari
beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari
berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
2. Teori Pembentukan Minyak Bumi
Membahas
identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori pembentukan
minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumi menjadi
spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya.
Berikut ini akan dibahas 2 teori pembentukan minyak bumi.
- Teori Biogenesis (Organik)
Macquir
(Prancis, 1758) merupakan orang pertama yang pertama kali mengemukakan pendapat
bahwa minyak bumi berasal darri umbuh-tumbuhan. Kemudian M.W Lamanosow (Rusia,
1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukun oleh
sarjana lain seperti, Nem Beery, Engler, Bruk, bearl, Hofer. Meeka mengatakan
bahwa ”minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yan telah mati
berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
- Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot
(1866) mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam
keadaan bebas dengan temperatur tingi akan bersentuhan denagn C02 membentuk
asitilena. Kemudian Mendeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi tebentuk
akibat adanya pengauh kerja uap pada kabida-karbida logam di dalm bumi. Yang
lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa
minyak bumi mulai terbentuk sejak zamn prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk
dan besamaan dengan proses terbentuknya bumi.pernyataan itu berdasar fakta
ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir
bebeapa planet lain.
- Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi
hasil ekplorasi (pengeboran) masih berupa minyak mentah atau crude oil. Minyak
mentah ini mengandung berbagai zat kimia berwujud gas, cair, dan padat.
Komponen utama minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon, baik alifatik, alisiklik,
maupun aromatik. Kadar unsur karbon dalam minyak bumi dapat mencapai 50%-85%,
sedangkan sisanya merupakan campuran unsur hydrogen dan unsur-unsur lain.
Misalnya, nitrogen (0-0,5%), belerang (0-6%), dan oksigen (0-3,5%).
1. Senyawa hidokarbon alifatik rantai lurus
Senyawa hidokabon alifatik rantai luus biasa
disebut alkana atau normal parafin. Senyawa ini banyak terdapat dalam gas alam
dan minyak bumi yang memiliki antai karbon pendek. Contoh: Etana Propana
- Senyawa hidrokarbon bentuk siklik
Senyawa
hidrokarbon siklik merupakan snyawa hidrokarbon golongan sikloalkana atau
sikloparafin. Senyawa hidrokarbon ini memiliki rumus molekul sama dengan
alkena., tetapi tidak memiliki ikatan rangkap dua dan membentuk dtruktur
cinicin. Dalam minyak bumi, antarmolekul siklik tersebut kadag-kadanag
bergabung membentuk suatu molekul yang terdii atas beberapa senyawa siklik.
- Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Bercabang
Senyawa
golongan isoalkana atau isoparafin. Jumlah senyawa hidrokarbon ini tidak
sebanyak senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus dan senyawa hidrokarbon
bentuk siklik.
- Senyawa Hidrokarbon Aromatik
Senyawa
hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang berbentuk siklik
segienam, berikatan rangkap dua selang-seling, dan merupakan senyawa hidrokarbon
tak jenuh. Pada umumnya, senyawa hidrokarbon aromatik ini terdapat dalam minyak
bumi yang memiliki jumlah atom C besar.
Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas
alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah
(crude oil). Minyak mentah dapat dibedakan menjadi:
1. Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
2. Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar
meleleh.
- PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Minyak bumi biasanya berada
3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumu bor.
Minyak mentah yang diperoleh ditampunga dalam kapal tanker atau dialirkan
melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (crude oil) bebentuk caian kental hitam dan berbau tidak
sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan baka maupun keperluan
lainnya, tetapi haus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar
500 jenis hidrokarbon denagn jumlah atom C-1 hingga 50. Pengolahan minyak bumi
dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimanaminyak mentah dipisahkan ke dalam
kelompok-kelompok dengan rentang titik didih tertentu.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak mentah pada suhu
400oC, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi dimana akan tejadi
pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen yang titik didihnya lebih
tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui
sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung.
Sementara itu, semakin ke ats, suhu semakin rendah, sehinga setiap kali
komponen dengan titik didih lebih tinggi naik, akan mengembun dan terpisah,
sedangkan komponen yang itik didihnya lebih rendah akan terus naik ke bagian
atas yang lebih tinggi. Sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah
komponen yang pada suhu kamar beupa gas. Komponen berupa gas tadi disebut gas
proteleum. Melalui kompresi dan pendinginan, ga sproteleum dicairkan sehingga
diperoleh LPG (Liquid Proteleum Gas)
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai sifat
fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai
dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang
meliputi proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan
blending.
1. Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara
pemisahan campuran senyawa berdasarkan pada perbedaan titik didih
komponen-komponen penyusun campuran tersebut. Meskipun komposisinya kompleks,
terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen-komponennya berdasarkan perbedaan
nilai titik didihnya, yang disebut proses distilasi bertingkat. Destilasi
merupakan pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik
didihnya.
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi
(kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace
(tanur) sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan
tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber
(biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga
suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas
dan bertekanan tinggi)
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen
tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada
dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada
tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya
masing-masing.
Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar kolom,
didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya
masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus
ditambahkan aditif (zat penambah).
- Cracking
Cracking adalah penguraian
(pemecahan) molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi
molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. Terdapat dua cara proses cracking,
yaitu :
- Cara panas (thermal cracking), adalah proses cracking dengan menggunakan suhu tinggi serta tekanan rendah.
- Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum oksida.
- Reforming
Reforming adalah pengubahan
bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi
bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi
molekul besar.
- Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan
pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai berikut :
- Copper sweetening dan doctor treating
- Acid treatment
- Desulfurizing (desulfurisasi)
- Blending
- FRAKSI MINYAK BUMI
Senyawa hidrokarbon, terutama
parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih masing-masing, dimana panjang
rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin
panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar.
Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat
dipergunakan sebagai bahan bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi
atau tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut:
Fraksi
|
Ukuran Molekul
|
Titik Didih (oC)
|
Kegunaan
|
Gas
|
C1 – C5
|
-160 – 30
|
Bahan bakar
(LPG), sumber hidrogen
|
Petoleum eter
|
C5 – C7
|
30 – 90
|
Pelarut, binatu
kimia (dry cleaning)
|
Bensin (gasoline)
|
C5 – C12
|
30 - 200
|
Bahan baka
motor
|
Kerosin, minyak
diesel/solar
|
C12 - C18
|
180 – 400
|
Baha bakar
mesin diesel, bahan bakar industi, untuk cracking
|
Minyak pelumas
|
C16 ke atas
|
350 ke atas
|
Pelumas
|
Parafin
|
C20 ke atas
|
Za padat dengan
titik cai rendah
|
Lilin dan
lain-lain
|
Aspal
|
C25 ke atas
|
residu
|
Baha bakar dan
untuk pelapis jalan raya
|
- BENSIN (PETROL atau GASOLINE)
Bensin adalah salah satu jenis
bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermoto roda dua, tiga,
atau empat. Dewasa ini, tersedia 3 jenis bensin, yaitu premium, petamax, dan
peamax plus. Ketiganya mempunyai mutu atau peformance yang berbeda. Adapun mutu
bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking) yang
ditimbulkannya dan dinyatakn dengan nilai oktan. Semakin sedikit ketukannya,
semakin baik mutunya, dan semakin tinggi nilai oktannya.
Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan baka, yaiu
pembakaran menjadi terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang tepat.
Ketukan menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efisiensi bahan bakar dan
dapat merusak mesin.
Untuk menentukan nilai oktan, dietapkan dua jenis senyawa sebagai
pembanding yaitu ”isooktana” dan n-hepatana. Kedua senyawa ini adalah dua
diantara banyak macam senyawa yang tedapat dalam bensin. Isooktana menghasilkan
ketukan palin sedikit dan dibei nilai oktan 100. sedangkan n-heptana
menyebabkan keukan paling banyak.
Pertamax mempunyai nilai oktan 92, bearti mutu bahan bakar itu setara
denagn campuran 92% isooktana dan 8% n-heptana. Premium mempunyai nilai oktan
88. sedangakan pertamax plus mempunyai nilai 94.
Bilangan oktan bensin dapat juga ditingkatkan dengan cara menambah zat
aditif antiketukan, seperti TEL, MTBE, dan etanol.
1. Tetraethyl lead (TEL)
Salah satu anti ketukan yang hingga kini masih digunakan di negara kita
adalah Tetraethyl lead (TEL, lead = timbel atau timah hitam) yang rurmus
kimianya Pb(C2H5)4. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas, pada
bensin yang mengandung TEL ditambahkan zat aditif lain, yaitu etilen bromide
(C2H2Br). Penambahan 2 – 3 mL zat ini ke dalam 1 galon bensin dapat menaikkan
nilai oktan sebesar 15 poin.
2. Methyl Tertier Butyl Ether
(MTBE)
Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE) Senyawa MTBE memiliki bilangan oktan 118.
Senyawa MTBE ini lebih aman dibandingkan TEL karena tidak mengandung logam
timbel.
3. Etanol
Etanol dengan bilangan oktan 123 merupakan zat aditif yang dapat
meningkatkan efisiensi pembakaran bensin. Etanol lebih unggul dibandingkan TEL
dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan logam timbel dan lebih mudah
diuraikan oleh mikroorganisme.
Gas Alam
Saat ini cadangan gas alam yang dimiliki Indonesia diperkirakan sebesar 134,0 triliun kaki kubik (TCF) yang tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Natuna, Sulawesi Selatan, dan Papua. Meski cadangan sangat besar, kemampuan untuk memproduksi gas tersebut masih sangat terbatas sehingga Indonesia setiap tahun hanya memproduksi gas sekitar 3 TCF. Poduksi gas alam tercatat sebesar 8,6 miliar kaki kubik per hari, dimana 6,6 miliar kaki kubik dari produksi tersebut digunakan untuk ekspor dan sisanya sebesar 2,0 miliar kaki kubik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yaitu untuk keperluan fertilizers, refinery, petrochemicals, LPG domestik, PGN, PLN, dan industri lainnya. Penerimaan negara dari gas alam rata-rata sebesar 10% dari total penerimaan negara, dan 80% dari jumlah tersebut berasal dari ekspor.
Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CHsub>4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang).
LNG (Liquefied natural gas)
Gas alam cair (LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekanan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -162 °C. Untuk mendinginkan ini diperlukan energi, yang biasanya diwujudkan oleh alat yang disebut refrigerator.
Perubahan wujud juga dapat dilakukan dengan meningkatkan tekanan gas metana (menjadi LNG) dan gas propana (menjadi LPG). Pada temperatur kamar (25 °C) metana akan mulai mencair pada 6.64 bar atau 92.78 psia sementara propana mulai mencair pada 6.31 bar. LNG memiliki isi sekitar 1/600 dari gas alam pada suhu dan tekanan standar, membuatnya lebih hemat untuk transportasi jarak jauh.
LNG memiliki kepadatan energi yang sebanding dengan bahan bakar petrol dan diesel. Pembakaran satu meter kubik gas alam komersial menghasilkan 38 MJ (10.6 kWh). LNG menghasilkan polusi yang lebih sedikit, tetapi biaya produksi yang relatif tinggi dan kebutuhan penyimpanannya yang menggunakan tangki cryogenic yang mahal telah mencegah penggunaannya dalam aplikasi komersial.
Kepadatan LNG kira-kira 0,41-0,5 kg/L, tergantung suhu, tekanan, dan komposisi. Sebagai perbandingan, air memiliki kepadatan 1,0 kg/L.
Kondisi yang dibutuhkan untuk memadatkan gas alam bergantung dari komposisi dari gas itu sendiri, pasar yang akan menerima serta proses yang digunakan, namun umumnya menggunakan suhu sekitar 120 dan -170 °C (methana murni menjadi cair pada suhu -161.6 °C) dengan tekanan antara 101 dan 6000 [kilopascal|kPa] (14.7 dan 870 lbf/in²). Gas alam bertekanan tinggi yang telah didapat kemudian diturunkan tekanannya untuk penyimpanan dan pengiriman.
LPG (Liquefied Petroleum Gas)
LPG (harafiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12).
Istilah LPG dan LNG adalah pengistilahan umum untuk gas yang di cairkan baik oleh manusia atau karena keadaan alam. LPG merupakan gas petrol hasil olahan minyak bumi yang dicairkan dengan komponen utama propana dan butana, sedangkan LNG adalah gas cair dengan komponen utama metana. Titik didih LPG pada tekanan atmosfer adalah -42 °C.
Titik didih metana, propana dan butana berada di bawah nol derajat karena pada kondisi ruangan dalam fasa gas. Jadi ketika perpindahan ke fasa cair (titik embun = titik didih) berlangsung di bawah temperatur kamar.
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55 °C (131 °F). Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran. Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
1. Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar.
2. Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat.
3. Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
4. Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
5. Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah.
NGH (natural gas hydrate)
NGH (natural gas hydrate) adalah kristal es yang terbentuk dimana lapisan es menutupi molekul gas yang terjebak didalamnya. NGH stabil pada tekanan tinggi dan suhu rendah, dan terjadi secara alami di dasar laut yang bertekanan tinggi dan bersuhu rendah pada kedalaman 150-2000 meter dibawah permukaan air laut. Eksplorasi NGH dari dasar laut masih memerlukan 30-40 tahun untuk menjadi ekonomis, yaitu pada saat cadangan energi fosil telah habis. NGH juga terjadi sebagai problem pada pipa saluran gas alam bertekanan tinggi didaerah yang dingin. Terbentuknya NGH dapat menghambat aliran gas pada pipa. Pada saat ini penelitian NGH banyak dilakukan sebagai alternatif sistem pengangkutan dan penyimpanan gas alam, yang selama ini didominasi oleh sistem pemipaan dan gas alam cair (liquefied natural gas, LNG).
Dalam sistem gas alam padat, NGH diproduksi dari percampuran gas alam dengan air untuk membentuk kristal es. Gas alam padat terjadi ketika beberapa partikel kecil dari gas seperti metana, etana, dan propana, menstabilkan ikatan hidrogen dengan air untuk membentuk struktur sangkar 3 dimensi dengan molekul gas alam terjebak dalam sangkar tersebut. Sebuah sangkar terbuat dari beberapa molekul air yang terikat oleh ikatan hidrogen. Tipe ini dikenal dengan nama clathrates. Gas alam padat diperkirakan akan menjadi media baru untuk penyimpanan dan transportasi gas, sebab memiliki stabilitas yang tinggi pada suhu dibawah 0 oC pada tekanan atmosfer. Kestabilan tersebut disebabkan lapisen es yang terjadi pada saat hidrat terurai (terdisosiasi), lapisan es tersebut menutupi hidrat dan mencegah penguraian lebih lanjut. NGH lebih padat dari gas alam, 1 meter kubik NGH setara dengan 170 m3 dari gas alam pada tekaan 1 atm, pada suhu 25 oC.
Sistem gas alam padat meliputi 3 step yaitu, produksi, transportasi dan gasifikasi ulang. Investasi yang digunakan untuk membangun sistem gas alam padat jauh lebih murah dari pada gas alam cair. Dengan sistem gas alam padat, ladang-ladang minyak dengan kapasitas kecil yang tidak memungkinkan diekploitasi dengan sistem gas alam cair dapat dimanfaatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar